Sejarah dan Asal-Usul Ketupat
PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit – Hari Raya Idul Fitri tinggal menghitung hari. Setelah satu
bulan penuh umat Islam menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan, saatnya
bersuka cita di hari kemenangan.
Banyak hal yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia saat lebaran,
mulai dari sholat Id, bersilaturahmi dengan para tetangga dan saudara, hingga
mudik ke kampung halaman.
Yang tak kalah serunya, lebaran di Indonesia juga identik dengan
sajian kue kering dan ketupat. Sepiring ketupat yang disantap bersama opor atau
lauk lainnya menjadi hidangan "wajib" saat hari raya lebaran tiba.
Bahkan, ada yang mengatakan bahwa lebaran belum lengkap tanpa makan ketupat.
Ketupat adalah hidangan khas Asia Tenggara berbahan dasar beras yang
dibungkus dengan selongsong terbuat dari anyaman daun kelapa (janur). Ada dua
bentuk ketupat yaitu kepal (lebih umum) dan jajaran genjang.
Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang berbeda. Untuk membuat
ketupat perlu dipilih janur yang berkualitas yaitu yang panjang, tidak terlalu
muda dan tidak terlalu tua. Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di
Malaysia, Singapura dan Brunei.
Biasanya ketupat disuguhkan dengan opor ayam, rendang dan
masakan-masakan khas masing-masing daerah yang mengandung santan. Ketupat
sendiri telah berkembang akibat kreativitas kuliner di beberapa daerah.
Lantas, seperti apa sejarah dan asal-usul ketupat sehingga menjadi
tradisi menu Idul Fitri masyarakat Indonesia yang sangat digemari? Berikut
ulasannya.
Sejarah dan Asal Usul Ketupat
Ternyata ketupat sudah ada pertama kali sejak zaman Wali Songo.
Makanan ini diperkenalkan oleh salah satu wali, yakni Sunan Kalijaga, yang pada
waktu itu berdakwah menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
Tapi, di zaman Sunan Kalijaga makanan itu tidak dinamai dengan ketupat
seperti yang kita ketahui sekarang. Istilah yang dikenal saat itu adalah Bakda
yang artinya setelah. Pada masa itu, ada dua Bakda yaitu Bakda Lebaran dan
Bakda Kupat.
Bakda Lebaran adalah saat Hari Raya Idul Fitri. Seluruh umat Islam
diharamkan berpuasa pada hari itu.
Sementara, Bakda Kupat dilaksanakan satu minggu setelah lebaran dan
ini merupakan hari raya bagi yang melaksanakan puasa Syawal selama enam hari.
Dalam bahasa Jawa, Kupat singkatan dari "ngaku lepat."
Artinya, mengakui kesalahan. Maka dari itu, selalu ada prosesi sungkeman
sebagai salah satu tradisi lebaran masyarakat Indonesia saat Hari Raya Idul
Fitri. Orang yang lebih muda bersimpuh di hadapan orang tua sambil meminta maaf
atas kesalahan yang pernah diperbuat.
Di samping itu, ada juga yang ternyata menyebut kepanjangan dari kupat
adalah "laku papat" atau empat tindakan. Empat tindakan ini kita
lakukan saat hari raya tiba yaitu lebaran, luberan, leburan, laburan.
Kata lebaran sendiri artinya usai. Itu menandakan bahwa waktu berpuasa
di bulan Ramadhan sudah selesai. Lalu, kata luberan berasal dari kata meluber
atau melimpah. Jadi, kita diharapkan berbagai rezeki kepada yang membutuhkan
melalui zakat dan sedekah.
Kemudian, kata leburan artinya habis melebur. Maka dari itu, saat
lebaran tiba semua dosa dan kesalahan akan melebur karena semua umat muslim
saling bermaaf-maafan.
Terakhir, kata laburan berasal dari kata labur atau kapur. Zat kapur
dikenal sebagai penjernih air atau pemutih dinding. Harapannya, saat Hari Raya
Idul Fitri, setiap insan kembali suci baik lahir maupun batin, merayakan
kemenangan.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Comments
Post a Comment