Proses Perubahan Pandemi Menjadi Endemi
PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit - Percepatan vaksinasi COVID-19 saat ini serta banyaknya masyarakat yang terpapar membuat ada kemungkinan terjadinya perubahan pada pandemi ini.
Namun benarkah pandemi bisa mengalami perubahan menjadi endemi pada
waktu mendatang? Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky
Budiman menjelaskan tentang perjalanan pandemi menjadi endemi.
Menurutnya, tahapan penyakit yang kini sedang terjadi adalah pandemi.
Artinya, penyakit tersebut menyebar di berbagai benua dan di banyak negara
(trans nasional atau trans geografi).
“Yang biasanya bisa menyebabkan pandemi adalah penyakit baru karena
manusia belum punya kekebalan dan imunitas untuk virus baru tersebut sehingga
gampang sekali terinfeksi,” ujar Dicky beberapa waktu lalu. Selain baru, virus
yang dapat menyebabkan pandemi juga biasanya memiliki angka reproduksi
setidaknya 1,4 atau di atas 1.
“Ini (COVID-19) untuk pertama kalinya menurut saya satu pandemi yang
ada varian dengan angka reproduksinya sampai 8, tinggi sekali. 100 tahun lalu
pun tidak setinggi ini, berbahaya banget,” katanya.
Pencabutan Status Pandemi
Dicky, menambahkan, status pandemi pada COVID-19 yang disebabkan virus
Corona dapat dicabut jika sebagian negara atau benua sudah bisa
mengendalikannya pada level yang disebut terkendali.
“Misalnya test positivity rate-nya rata-rata sudah di bawah satu
persen, angka kasus infeksinya satu per 10 juta atau satu per 1 juta, nah itu
bisa dicabut,” katanya. Namun, pencabutan status pandemi tidak akan langsung
pada endemi melainkan epidemi terlebih dahulu.
“Karena akan ada sebagian negara atau sebagian kawasan di dunia,
kemungkinan Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang akan mengalami epidemi dari
COVID-19," ujarnya.
Jika seiring waktu negara-negara tersebut juga sudah bisa
mengendalikan COVID-19, statusnya bisa menjadi endemi. Hal ini dapat ditandai
dengan angka kasus di bawah lima persen, angka kematian satu persen, dan angka
reproduksinya di bawah 1.
“Kapan? Ya sulit karena butuh kolaborasi regional, nasional, dan
global. Jadi, kalau endemi itu penyakitnya ada terus di suatu wilayah dan
menurut saya COVID-19 ini bisa ada di beberapa negara yang sanitasi
lingkungannya kurang bagus," Dicky menjelaskan.
Kemungkinan COVID-19 Jadi Endemi
Pada Maret 2021, Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan
Protein Desain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr.rer.nad Wien
Kusharyoto mengatakan bahwa hal tersebut bisa saja terjadi tapi belum bisa
dipastikan.
Hal serupa juga disampaikan Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM)
Eijkman, Prof. dr., Amin Soebandrio. Ph.D, Sp.MK,“Mungkin terjadi.".
Wien menjelaskan bahwa virus dapat tetap berada di masyarakat
sepanjang waktu tapi cara mengontrolnya lebih mudah.
Menurut peneliti LIPI, tingkat penularan virus akan semakin rendah dan
jumlah kasus infeksi virus semakin berkurang ketika terdapat cukup banyak orang
yang menjadi kebal terhadap COVID-19.
Misalnya, ketika herd immunity sudah tercapai, baik melalui vaksinasi
maupun karena infeksi virusnya secara alami.
Namun, tidak berarti virusnya akan segera lenyap atau hilang
sepenuhnya. Di luar suatu daerah, di mana herd immunity sudah tercapai,
'mungkin' masih akan terdapat orang-orang yang tetap rentan terhadap infeksi
virus.
Sehingga, penularan virus tetap terjadi di antara mereka yang bahkan
dapat pula ditularkan ke orang-orang yang rentan di daerah lainnya karena
mobilitas manusia.
“Terdapat kemungkinan pula, bahwa penyebaran virus akan stabil sampai
tingkat tertentu yang relatif rendah, sehingga virus tersebut akan tetap berada
di dalam masyarakat sepanjang waktu, tapi kita dengan lebih mudah
mengontrolnya,” kata Wien.
“Pada saat itulah kita dapat mengatakan bahwa penyakit tersebut
menjadi endemi,” tandasnya.
Sumber
merdeka.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Comments
Post a Comment