Kuliner di Pasar Beringharjo yang Bikin Ngiler
PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit - Bagi wisatawan, rasanya tak lengkap apabila berkunjung ke
Yogyakarta tanpa berbelanja ke Pasar Beringharjo.
Sebagai salah satu pasar tertua di Yogyakarta, Pasar Beringharjo
menawarkan banyak alternatif oleh-oleh untuk wisatawan, mulai dari batik,
suvenir, hingga aneka kudapan. Di pasar ini juga terdapat berbagai macam
kuliner yang enak bahkan yang sulit dijumpai lagi. Dikutip dari berbagai
sumber, berikut rekomendasi kuliner istimewa di Pasar Beringharjo.
1. Satai Kere Mbah Suwarni
Ada banyak penjual satai di kawasan Pasar Beringharjo. Namun, satai
Mbah Suwarni tampaknya yang menjadi satai favorit. Nenek ini dengan piawai
membakar satai di atas bara api, bau gurih menyebar di sekitarnya membuat
orang-orang menoleh.
Satai kere merupakan sebutan untuk jenis sate yang terbuat dari koyor
atau lemak sapi. Lemak sapi yang dibumbui rempah sederhana seperti merica dan
bawang, dilumuri kecap manis lalu dibakar berhasil menghasilkan cita rasa yang
luar biasa.
Selain satai kere, Mbah Suwarni juga menjual satai hati ampela dan
satai daging sapi. Harga satai dibanderol Rp10.000 untuk tiga tusuk satai kere,
dan Rp2.000 hingga Rp5.000 untuk satai ati ampela dan daging sapi. Embah
Suwarni mulai berjualan pukul 10.00 hingga 16.00 WIB.
Lokasinya berada di pintu masuk selatan Pasar Beringharjo, tepat di
bawah jembatan penyeberangan. Apabila kesulitan mencarinya, maka cukup
mengikuti aroma gurih yang dihasilkan dari satai Mbah Suwarni yang dibakar.
2. Sup Kembang Waru Bu Mala
Sup kembang waru merupakan makanan khas Yogyakarta yang disajikan saat
ada acara hajatan pernikahan. Namun, kini keberadaan kuliner tersebut semakin
jarang dapat ditemui. Meski begitu, kuliner ini bisa ditemukan di Pasar
Beringharjo.
Lapak kuliner ini satu-satunya penjual sup kembang waru yang tersisa
di Yogyakarta. Sup ini terbuat dari wortel, buncis, brokoli, kentang, seledri,
dan bawang goreng. Ada pula rolade, sejenis siomay dari olahan daging ayam yang
dibungkus telur. Bentuknya seperti bunga waru yang cantik.
Kuah sup ini juga terasa gurih dan segar seperti kuah bakso. Satu
porsi sup kembang waru dan nasi di banderol dengan harga Rp15.000 saja. Lokasi
lapak Sup Kembang Waru Bu Mala ini berada di foodcourt lantai 2 pasar
Beringharjo, dan buka pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.
3. Es Dawet Mbah Hari
Es dawet legendaris ini sudah dijual di Pasar Beringharjo lebih dari
40 tahun, tepatnya sejak 1965. Mbah Hari merupakan generasi ketiga yang
meneruskan berjualan dawet ini. Rasa dawet yang dijual merupakan resep turun
temurun, sehingga memiliki rasa yang autentik.
Pembuatan dawet ini juga masih secara tradiosional alias tidak
menggunakan mesin sama sekali. Bahan bakunya adalah cendol, cincau hijau, dan
potongan nangka yang disiram air santan serta air gula merah. Rasanya segar dan
manis, cocok untuk menghilangkan dahaga saat berbelanja di Pasar Beringharjo.
Pembeli bisa meminumnya langsung di tempat atau membungkusnya untuk
diminum sambil berbelanja. Meski telah melegenda, Mbah Hari tak mematok harga
tinggi untuk dawetnya. Satu porsi dawet dijual seharga Rp5.000 saja. Mbah Hari
biasanya mulai berjualan dari pukul 09.30 hingga dawetnya habis. Lokasinya
berada di pintu Pasar Beringharjo sayap Utara.
4. Bakmie Pentil
Bakmie pentil adalah kuliner yang tak kalah langka dan legendaris di
Yogyakarta. Tak lagi banyak penjual yang menjajakannya, sehingga wajar apabila
sulit ditemui. Salah satu pedagang mi pentil di Yogayakarta yang masih tersisa
berasa di Pasar Beringharjo, lapaknya berada di kawasan jajanan tradisonal yang
tak jauh dari tempat parkir sepeda motor.
Pembeli bisa memilih sendiri seberapa banyak mi yang ingin dibeli,
mulai dari Rp3.000 hingga Rp10.000. Tidak seperti mi lain yang digoreng dengan
aneka bahan tambahan seperti ayam, telur atau pun beragam sayuran. Mi pentil
goreng biasanya dimasak polosan saja, hanya diberi bumbu berupa bawang putih,
kemiri, dan garam.
Mi yang dijual umumnya dilengkapi dengan tambahan berupa taburan
bawang goreng dan sambal mentah yang pedas. Rasa mi ini cenderung asin,
sehingga cocok dimakan menggunakan sambal. Mi pentil merupakan salah satu ikon
kuliner di Bantul yang sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.
5. Roti Kolomben
Roti kuno, begitu orang menyebut roti kolomben. Tidak salah memang,
karena roti yang terbuat dari tepung tapioka ini sudah ternama sejak zaman
kolonial. Nama Kolomben disebut-sebut berasal dari kata "kala mben"
yang artinya dulu kala.
Tak seperti namanya yang rumit diucapkan, tampilan roti bentuk segi
empat ini sangat sederhana. Warnanya cokelat polos dan menggembung di bagian
tengah seperti bantal kecil. Roti kolomben memiliki cita rasa manis, legit, dan
terasa empuk saat digigit.
Sebaliknya, bagian tepi roti ini justru garing dan beremah. Jika tidak
hati-hati dimakan, butiran tepung akan jatuh atau tersangkut di ujung-ujung
bibir. Konon, roti kolomben di masa lalu adalah makanan agung bagi rakyat
jelata.
Kolomben hanya tersaji di acara khusus, semisal kenduri atau pesta
pernikahan. Roti itu juga kerap disandingkan dengan kue apem sebagai hantaran
sesaji pada tradisi nyadran di bulan Ruwah menurut kalender Jawa.
Sekarang, roti kolomben semakin tenggelam oleh ketenaran penganan
modern lain. Roti ini bisa dijumpai di Pasar Beringharjo, tepatnya di kawasan
jajanan pasar. Harga satu bungkus roti ini dibanderol mulai dari Rp 15.000.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Comments
Post a Comment