H Endang, Pemilik Jembatan Perahu yang Viral


 

PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit – Fasilitas umum, seperti jalan dan jembatan, menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditunda karena menunjang aktivitas masyarakat luas. Namun, apa jadinya jika sarana tersebut tidak tersedia karena pemerintah belum bisa membangun infrastruktur tersebut, tetapi sangat vital bagi publik?

 

Hal inilah yang kemudian mendorong Muhammad Endang Junaedi, pria asal Karawang, Jawa Barat, membuat jembatan perahu senilai Rp50 juta untuk memudahkan masyarakat menyeberangi Sungai Citarum, tepatnya menghubungkan Desa Anggadita, Kecamatan Klari dan Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Bestprofit

 

Bermula dari Permintaan Seorang Tokoh

Pria yang akrab disapa Haji Endang ini bercerita, awalnya jembatan yang berada di Dusun Rumambe 1, Desa Anggadita, Kecamatan Klari, itu hanyalah perahu penyeberangan biasa yang terbuat dari kayu. Pembuatan jembatan ini berawal dari permintaan seorang tokoh Dusun Rumambe kepadanya pada tahun 2010.

 

"Sebenarnya kita itu tidak ada motivasi, mungkin Allah sudah menggiring saya melangkahkan ke sana. Saya itu didatangi oleh salah satu tokoh masyarakat di sana, sesepuh sama Pak Haji Usup. Sekarang masih ada. Dia datang ke saya untuk memohon minta tolong dibantu karena wilayah dia dusun, dia tuh terisolir jalannya buntu kayak kampung mati," kata Haji Endang seperti dikutip dari kanal YouTube Alman Mulyana.

 

"'Tolong pak haji buatkan penyeberangan. Saya juga belum mengerti bikin (angkutan) penyeberangan. Kebetulan ada teman saya yang sudah bikin, namanya Pak Haji Iyat,'" sambung Haji Endang menirukan pernyataan Haji Usup kepadanya.

 

Nyontek Membangun Jembatan Perahu

Haji Endang lantas menyontek Haji Iyat dalam membangun jembatan perahu, yang biayanya butuh Rp50 juta. Meskipun sudah memiliki uang Rp80 juta, dirinya belum juga membangun fasilitas penyeberangan.

 

"Terus saya pinjam sama saudara Rp200 juta secara bertahap, akhirnya cukup," ungkapnya. Sebelum beroperasi, dia pada tahun 2010 mengajukan perizinan kepada Bupati Karawang kala itu, Dadang S. Muchtar. Pak Haji Endang pun menawarkan kerja sama dengan pemerintah daerah (pemda).

 

"'Jangan gua jangan dibawa-bawa. Lu mau jalan, jalan saja sendiri. Nanti kalau ada apa-apa, nuntut sama gua,'" tutur Haji Endang menirukan ucapan Dadang. Dirinya lantas melanjutkan niatannya membangun jembatan. Pun memberitahukan kepada warga sekitar soal rencana itu, termasuk kepada warga Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel.

 

"Saya jalanin sendiri. Dengan tokoh-tokoh itu, saya minta izin ke lingkungan, minta persetujuan pada saat itu. Juga namanya manusia, tidak sama. (Ada) pro dan kontra, tapi alhamdulillah banyak yang pro. Begitu tanda tangan persetujuan, kita buatkan jalan dan berjalan biasa suka dan duka di lingkungan ada yang merasa bising, terganggu warga sekitar karena belum tahu asas manfaat ke depan," ujar Haji Endang.

 

Akhirnya Membuat Jembatan

Dengan berbagai pertimbangan, Haji Endang akhirnya membuat jembatan dengan satu deret perahu kayu. Seiring waktu, dirinya berusaha menambah jumlah perahu penopang. Mengingat ada masalah biaya, dirinya akhirnya memutuskan meminjam uang kepada bank dengan jaminan sertifikat tanah. Melalui bantuan rekannya, Haji Endang berhasil menyempurnakan desain jembatan sehingga lebih kokoh dengan pelat besi sebagai konstruksi utama.

 

"Pernah beberapa kali kejadian sampai perahu terbawa arus. Karena saat itu perahu cuma pakai baut, akhirnya sempat lepas," ucapnya. Jembatan perahu akhirnya terbangun. Banyak masyarakat, terutama para pekerja, yang memanfaatkannya lantaran menjadi jalur alternatif dan menghemat waktu perjalanan sekira 20 menit. Pejalan kaki hingga pengguna motor menjadi pelanggan setia. [did]

 

Retribusi Murah

Untuk menyeberang, uang retribusi yang dikenakan cukup murah. Pejalan kaki cukup membayar Rp1.000 dan Rp2.000 bagi pengguna motor. Mobil dilarang melintasi jembatan perahu tersebut. Saat ini, Haji Endang dibantu 40 orang karyawan yang sehari-hari bertugas menarik uang, berjaga di sisi jembatan, hingga mengatur kebersihan dan laju air di sungai.

"Tanggal itu ada tanggal merah. (Pemasukan saat) dari libur itu beda dan hari kerja. Kalau Rp400 juta mah masuklah," ujarnya.

 

Tak Takut Diambil Alih Oleh Pemerintah

Setelah viral, takut jembatan diambil alih oleh pemerintah? Haji Endang mengaku, dirinya tidak cemas apabila jembatan perahu yang dibangunnya diambil alih. Baginya, semua adalah titipan Tuhan.

"Datang dan pergi pun tidak akan ngasih tahu. Allah yang mengetahui, kita mengapa harus takut?" kata Haji Endang.

"Nanti jadi pikiran, jadi penyakit. Banyak duit kalau kita banyak penyakit percuma. Pengin banyak duit yang berkah jauh dari penyakit," imbuhnya.

Haji Endang menegaskan, dirinya bersikap demikian bukan karena ria. Namun, hanya ingin menginspirasi masyarakat.

"Siapa tahu di lingkungan bisa dimanfaatkan model kayak gini," katanya.

 

Sumber

merdeka.com

 

lowonganlowongan kerjalowongan kerja bandungloker bandung

best profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf

pt bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures

 

PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG

Comments

Popular posts from this blog

Cara Membedakan antara Flu dengan Pilek

Manfaat Minyak Jahe untuk Kesehatan

Dolar AS Tengah Menunjukkan Lintasan